Pancing Isteri Dengan Tukang Urut

Ben Esra telefonda seni boşaltmamı ister misin?
Telefon Numaram: 00237 8000 92 32

Anal

Pancing Isteri Dengan Tukang UrutSeperti yang sudah-sudah, Sham rutin menggunakan jasa tukang urut. Pak Man nama si tukang urut itu. Sham terkesan dengan kemampuan Pak Man dalam mengurut kerana dia sangat ahli dan bisa menghilangkan kepenatan Sham yang sehari-hari bekerja sebagai seorang sopir di perusahaannya tempat bekerja.Kejadian diawali saat satu hari di hari Minggu. Sham menawari Nisa istrinya untuk mencuba urutan Pak Man. Mulanya Nisa menolak, kerana merasa risih diurut oleh seorang tukang urut lelaki. Namun kerana Sham mendesak, akhirnya istrinya itupun menerima, dengan syarat ditemani olehnya.Maka mulailah Nisa diurut. Hanya mengenakan sehelai kain penutup tubuhnya, Nisapun mulai menerima urutan Pak Man. Awalnya Nisa terlihat canggung dan risih, namun dengan keahlian Pak Man, akhirnya Nisapun mulai menikmati urutan si tukang urut lelaki itu.Sebenarnya, kalau pada awalnya Nisa merasa risih dan agak sungkan diurut oleh Pak Man, namun semakin lama Nisa merasakan nyaman juga dengan urutan lelaki itu. Dan tanpa diketahui Sham, sesungguhnya diam-diam Nisa merasakan ada sesuatu yang asing pada setiap sentuhan jari tangan lelaki itu. Sesuatu yang muncul begitu saja tanpa diinginkan dan disadarinya pada awalnya. Gerakan jari tangan lelaki itu, mengalirkan desiran-desiran aneh dalam dirinya. Desiran-desiran yang membuat tubuhnya terasa agak meradang. Desiran-desiran yang tanpa sedar membangkitkan hasratnya. Dan keadaan itu terus meningkat sampai akhirnya Nisa selesai diurut.Sampai di situ, Nisa harus berjuang mengendalikan dirinya yang seakan lepas kontrol. Sampai selesai diurut, Nisa tak berani bangkit dan tetap berbaring telungkup untuk menutupi perubahan pada dirinya, terutama di raut mukanya. Nisa tak ingin Sham mengetahuinyaDan urutan keduapun seharusnya berlangsung seminggu kemudian. Namun kerana Nisa menolak dan tak ingin mengalami apa yang dirasakannya minggu lalu. Walau sesungguhnya, penolakan itu tidaklah penuh, kerana sebagian hatinya menginginkan apa yang dirasakannya minggu lalu dirasakannya kembali. Nisa ingin, Sham kembali memaksanya. Dan hal itu…tak terjadi kali ini.Dan di minggu berikutnya, kejadian itu berawal.Kali ini Nisa merasakan suatu ketegangan. Ketegangan yang sama dirasakannya pada saat pertama kali diurut lelaki itu. Hanya ketegangannya kali ini berbeda bentuk, dan itu hanya Nisa sendiri yang mengetahuinya.Sentuhan pertama sudah membuat Nisa harus memejamkan matanya. Sentuhan jari-jari tangan Pak Man dipermukaan kulit belakangnya yang putih dan mulus itu. Sentuhan yang kembali membangkitkan desiran-desiran aneh dalam diri Nisa. Desiran-desiran yang membuat jalan napasnya seakan tersendat.Entah mengapa, diurutan kali ini Nisa merasakan kalau urutan Pak Man tak seperti sebelumnya. Urutan lelaki itu kali ini seperti tak sungguh-sungguh mengurut layaknya seorang pengurut, namun seperti sebuah usapan dan belaian saja. Hanya tekanan-tekanan kecil saja di bagian belakangnya yang terbuka.Andai saja dirinya tak menginginkan, sudah pasti dirinya akan keberatan dengan apa yang dilakukan lelaki pengurut itu. Namun Nisa hanya diam, kerana memang sesungguhnya dirinya menginginkan dan menikmati apa yang dilakukan lelaki itu.Dan Nisa semakin sulit menahan rasa sesak di dadanya. Rasa sesak kerana dirinya harus mengendalikan jalan napasnya yang semakin meningkat, namun berusaha disembunyikannya.Nisa semakin tak berdaya, manakala gerakan jari tangan Pak Man di belakangnya itu sudah semakin jauh mengarah ke bagian depan. Gerakan yang terselubung namun cukup disadari oleh Nisa. Gerakan yang seakan tak disengaja, namun Nisa mengetahui pasti kalau lelaki itu sengaja melakukannya.Dan Nisa hanya mampu menggigit bibir bawahnya sendiri manakala jari tangan Pak Man benar-benar mengarah ke perbatasan antara tulang rusuk bagian dalamnya dengan kaki bukit buah dadanya. Sekujur tubuhnya terasa mulai meradang merasakan desiran-desiran yang semakin kuat, membuat aliran darahnya terus meningkat. Dan keadaan itu sungguh-sungguh tak mampu dikendalikannya manakala akhirnya Nisa merasakan jelas-jelas kalau Pak Man memang melakukan sentuhan di kaki bukit buah dadanya.Sentuhan yang terus berlanjut dan semakin dalam. Semakin turun dan semakin mengarah. Nisa benar-benar dibuat tak berdaya. Tanpa sadar dan kendalinya, Nisa merasakan bagian bawah tubuhnya sudah basah. Basah pada bagian organ keintimannya. Basah oleh gairah yang terbangkitkan oleh sentuhan lelaki itu.Untungnya, “siksaan” itu segera berakhir. Lelaki pengurut itu menyudahi kerjanya di bagian tubuhnya. Kini Pak Man mulai melakukan urutan di bagian bawah, di kedua kaki-kaki Nisa. Untuk sesaat Nisa bisa bernapas lega.Ternyata, Nisa hanya mampu bernapas lega sesaat. Ya, sesaat. Kerana saat Pak Man mengurut bagian bawah tubuhnya itu, “siksaan” lain kembali menderanya, bahkan semakin kuat.Kalau pada urutan dua minggu lalu, Pak Man hanya mengurut sampai ke bagian sepertiga pahanya saja, namun kali ini….lebih jauh. Nisa menyadari dengan pasti, kalau lelaki itu menggerakkan tangannya jauh lebih ke atas lagi. Bergerak menyelusup jauh ke atas ke balik kain yang menutupi tubuhnya. Gerakannya semakin lama semakin jauh. Dan Nisa…sungguh menyadarinya, namun tak berdaya menghentikannya.Nisa hanya bisa menahan napas saat lelaki pengurut itu semakin jauh bergerak naik. Turun kembali sampai ke lekukan kedua lututnya, lalu naik lagi ke atas dan semakin mendekati ujung pangkal paha bagian atasnya. Terus dan semakin dekat. Nisa semakin tegang sekaligus…ingin lelaki itu bergerak semakin jauh. Namun sampai beberapa gerakan, lelaki itu hanya bergerak sebatas beberapa inci dari pangkal paha. Nisa terus menunggu dan terus menunggu, namun belum juga didapatkannya. Gerakan tangan lelaki itu tetap tak beranjak dari posisi, hanya beberapa inci dari posisi akhir yang diinginkan Nisa. Putus asa, dirinya menginginkan lelaki itu “menyelesaikan” gerakannya.Andai saja dirinya bukan siapa-siapa. Bukan seorang wanita bersuami. Andai saja dirinya tak sedang berada di dekat suaminya. Dan andai saja… Ya andai saja dirinya bebas dari segala tuntutan norma dan aturan sebagai seorang istri, tentu Nisa sudah meneriakkan apa yang diinginkannya. Nisa akan meneriakkan agar lelaki pengurut itu melakukan langkah akhir. Langkah akhir yang saat ini sangat diinginkannya. Dan dengan sudut matanya, Nisa melirik ke belakang dimana Sham suaminya Abangih duduk menemaninya.Namun rupanya, apa yang diinginkan Nisa untuk saat ini nampaknya harus ditelannya bulat-bulat. Nisa tak lagi mempunyai harapan untuk mendapatkan keinginannya. Apalagi kini gerakan tangan lelaki itu justru semakin menjauh dari posisi yang diinginkannya. Lelaki itu justru kini mengarahkan gerakannya kembali ke kedua tumitnya. Lelaki itu justru kini…menjauh. Nisa hanya mampu menggigit bibirnya sendiri dengan sejuta kekecewaan.“Akh” tanpa sadar Nisa terpekik saat merasakan lecutan dalam dirinya kerana tanpa diduga, dengan gerakan tiba-tiba, Pak Man…bergerak naik dan langsung… menusuk pangkal pahanya. Dengan spontan Nisa menoleh, bukan hendak memprotesnya, namun lebih mencari sosok suaminya yang semula duduk di kursi dekat pintu Abanguk kamarnya. Dan tatkala tak dijumpai sosok suaminya, pandangan Nisa kini beralih ke lelaki pengurut itu. Pandangan yang bimbang apakah akan memprotes tindakan lelaki itu ataukah…membiarkannya. Dan…dengan sikap yang terbaca, Nisa tak melakukan protes apa-apa. Nisa bahkan menunggu tindakan selanjutnya dari lelaki itu.Rupanya Pak Man menggunakan kesempatan saat suaminya keluar. Dan apa yang dilakukan lelaki itu, justru memang yang diinginkannya. Entah kerana sudah di belenggu hasrat atau memang dirinya sudah hilang kesadaran, Nisa justru kali ini senang dengan ketidak hadiran suaminya itu. Dan kesempatan itu tak ingin disia-siakannya. Nisa ingin merasakan sesuatu yang berbeda. Berbeda getaran dan sensasinya. Berbeda rasa dan kenikmatannya. Berbeda lelaki yang melakukannya.Satu gerakan saja, membuat Nisa harus menahan pekikannya. Satu gerakan yang membuat tubuhnya tersentak untuk kemudian bergetar hebat. Satu gerakan yang tiba-tiba namun tidak kasar. Satu gerakan sentuhan dan diikuti sapuan di permukaan selangkangnya yang membuat Nisa tanpa sadar merenggangkan kedua pahanya. Satu gerakan yang melambungkan sukmanya. Satu gerakan yang….“Mmmhhh” tak kuasa Nisa melepaskan segala apa yang dirasakannya. Lelaki pengurut itu benar-benar telah menerbangkannya ke awang-awang. Gerakan jari tangannya demikian lihainya, bergerak-gerak lembut dan perlahan namun dengan tekanan yang menentukan. Gerakan dan tekanan yang sangat tepat membuat pinggul bulat Nisa terangkat tanpa sadar. Satu dua gerakan yang terukur dan akhirnya…Nisa hanya mampu menggigit bantal yang menjadi penyangga kepalanya. Jari-jari tangannya mereAbang kuat kedua tepian bantal itu saat dengan beraninya lelaki pengurut itu menyelipkan jari-jari tangannya di lipatan celana dalamnya. Bergerak sedikit dan menyingkirkan bagian celana dalamnya, persis di posisi yang tepat. Nisa tersentak tak percaya saat dirasakannya jari-jari lelaki pengurut itu…menyelusup Abanguk ke dalam…liang kewanitaannya !Menusuk dalam dan dalam sekali. Nisa sampai menarik pinggul bulatnya ke belakang hingga bongkahan pantatnya semakin terangkat naik. Kedua pahanya semakin merenggang. Nisa hanya mampu menahan napas saat jari-jari tangan lelaki itu bergerak-gerak lincah di dalam rongga kewanitaannya, sementara jari lainnya menari-nari mengurut dan menggelitik bagian tersensitif di luar rongga kewanitaannya. Nisa hanya mampu diam dan terus diam merasakan seluruh perasaannya yang demikian menggila. Pak Man terus melakukan gerakan-gerakan nakal di bagian terintim dirinya. Dan Nisa….semakin tenggelam. Tenggelam dalam ketidak berdayaannya. Tenggelam dalam ketidak sadarannya. Tenggelam dalam ketidak ingatan akan dirinya. Nisa lupa segala-galanya.“Mmmhh…mmhhh” berkali-kali rintihan tertahannya meluncur seiring dengan semakin lihainya gerakan jari tangan lelaki pengurut itu di organ kewanitaannya. Pinggul bulat Nisa tanpa kendali bergerak-gerak seakan memberi isyarat kalau dirinya amat sangat menikmati apa yang dilakukan oleh lelaki pengurut itu. Gerakan yang memberi canlı bahis isyarat agar lelaki pengurut itu semakin memberi segala sesuatu yang diinginkannya. Gerakan yang memberi isyarat agar lelaki itu terus melakukannya hingga akhir.Namun sayang, Nisa harus kecewa. Bertepatan dengan suara daun pintu yang terbuka, Nisa merasakan lelaki pengurut itu menarik tangannya dengan cepat. Meninggalkan posisinya semula. Meninggalkan dirinya yang berada tergantung di awang-awang tanpa terselesaikan. Meninggalkan dirinya yang hanya bisa menggigit bibir bawahnya sendiri dengan segudang kekecewaan. Nisa sangat kecewa kerana merasa tak terselesaikan.“Sudah pak. Selesai mengurutnya” terdengar ucapan lelaki itu. Nisa hanya bisa diam. Hanya bisa pasrah. Dan hanya bisa kecewa kerana digantung tanpa penyelesaian.Sampai Pak Man pulang, Nisa hanya bisa berbaring dengan segala perasaan yang dialaminya. Ingin rasanya dirinya minta diselesaikan oleh suaminya sendiri, namun Nisa tak berani. Khawatir suaminya bertanya-tanya, mengapa selesai diurut dirinya meminta. Khawatir akan dugaan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam benak suaminya. Akhirnya Nisa hanya mampu diam hingga terlelap kerana kelelahan sendiri.Sebenarnya, tanpa juga diketahui oleh Nisa juga, Sham suaminya sudah mengetahui apa yang dialami dan dirasakan Nisa, istrinya itu. Sejak minggu pertama, Sham membaca apa yang dialami oleh istrinya itu. Dan pada saat itu, sesungguhnya Sham merasa cemburu juga melihat Nisa istrinya itu justru menikmati urutan Pak Man dengan cara yang berbeda.Akibat didera rasa cemburu, itulah kenapa pada minggu berikutnya Sham tidak memaksa Nisa untuk diurut. Namun uniknya dan anehnya, pada hari-hari menjelang minggu ke tiga, justru Sham merasakan sesuatu yang berbeda. Sham seolah merasakan sensasi dan gairah tersendiri menyaksikan Nisa menikmati sentuhan lelaki lain. Sensasi yang akhirnya menghadirkan imajinasi akan variasi kehidupan seksuilnya. Sham ingin mencuba petualangan baru dan nampaknya istrinya itu memungkinkan. Oleh kerananya, di minggu ke tiga ini Sham membujuk Nisa untuk mau di urut lagi. Dan gayungpun bersambut.Dan tadi, Sham benar-benar merasa sangat luar biasa. Sensasi yang dialaminya dan ketegangan serta daya tarik seksualnya benar-benar memuncak manakala diam-diam setelah dirinya pura-pura keluar lalu diam-diam mengintip dari celah-celah lubang angin di bagian atas pintu kamarnya, dengan jelas dirinya melihat dan mendengar apa yang dialami Nisa istrinya itu. Hampir saja dirinya membiarkan Nisa menyelesaikan apa yang tengah dinikmatinya bersama lelaki pengurutnya itu. Bukan hanya penyelesaian yang sepihak dan sebatas permainan jari tangan, namun lebih dari itu. Namun Sham tak ingin terburu-buru dan gegabah. Biarlah waktu nanti yang menyelesaikannya.Satu minggu berikutnya kembali Nisa diurut. Kalau biasanya di hari Minggu, namun kali ini dimajukan, menjadi Sabtu sore. Sham sendiri yang menginginkan hal itu.Antara takut akan digantung seperti minggu sebelumnya dengan kerinduan untuk merasakan kembali apa yang dirasakannya minggu lalu. Nisa sangat berharap, di kali ini dirinya bisa terselesaikan, entah bagaimana caranya nanti. Demikian juga halnya dengan Sham. Dirinya berharap, kali ini semuanya bisa berjalan hingga akhir dan dapat mengalami suasana dan nuansa baru dalam kehidupan seksual suami istrinya. Apalagi kini keadaan sangat mendukung, kerana sejak Sabtu pagi tadi kedua anaknya yang sudah duduk di bangku SMA dan SMP sedang berlibur di rumah orang tua Nisa. Tinggallah mereka hanya berdua saja di rumah.Jam tujuh malam, Pak Man datang. Setelah berbincang sesaat, acarapun dimulai. Kalau sebelumnya Sham mendahului diurut oleh Pak Man, namun kali ini Sham menyilahkan Pak Man untuk langsung mengurut Nisa. Untuk tak menimbulkan kecurigaan istrinya, Sham tetap menemani Nisa diurut. Duduk tenang di sudut kamar dekat pintu kamar. Namun diam-diam, mencuri pandang di balik kamuflase bacaannya.Sampai beberapa saat, acara urutan berlangsung seperti biasanya. Nisa rebahan telungkup dengan selembar kain yang menutupi sebatas belakang dan betisnya, sementara Pak Man terus mengurut. Sham mencari cara dan alasan untuk memberi moment dan kesempatan agar apa yang menjadi fantasinya tercapai. Demikian pula sebaliknya Nisa. Dia berharap menemukan moment yang tepat untuk bisa mendapatkan apa yang tak didapatkannya di minggu lalu.Sampai akhirnya Shampun mendapatkan ide. Pura-pura beberapa kali menguap kantuk, Sham memberi alasan dan kesempatan. Dengan gerakan yang meyakinkan Sham berpura-pura terkantuk-kantuk sampai bahan bacaannya terjatuh, dan itu diamati oleh Nisa istrinya, namun dia diam saja.Tiba saatnya Sham menjalankan skenario berikutnya. Dengan pura-pura terhuyung-huyung, Sham melangkah keluar. Sambil berjalan ke arah sofa, dimatikannya lampu ruangan tengah itu. Cukup cahaya dari kamar tidur yang menerangi ruangan tempat bersantai itu. Pintupun dibiarkannya terbuka sebagian lalu dirinya rebahan di sofa dengan tetap bisa saling melihat ke dalam kamar dan juga sebaliknya. Perlahan namun pasti, Sham berpura-pura terlelap dalam tidur namun dengan sedikit memicingkan mata tetap mengawasi ke dalam kamarnya. Belum ada gerakan beberapa saat. Baik Sham maupun Nisa saling menunggu hingga akhirnya….“Sebentar” ujar Nisa sambil memberi isyarat agar Pak Man menghentikan dahulu urutannya. Nisa bangkit sambil melilitkan kain ke tubuhnya lalu melangkah mendekat ke suaminya. Dari celah matanya, Sham bisa melihat istrinya tengah menuju ke arahnya. Shampun langsung merapatkan kedua matanya saat Nisa semakin mendekat dan pura-pura tertidur pulas.“Abang…Abang” Nisa mencuba membangunkan, namun Sham tetap diam, seakan sangat terlelap. Sekali lagi Nisa cuba membangunkan, namun Sham tetap diam. Nisa akhirnya kembali melangkah Abanguk dan…dia menutup lebih rapat pintu kamar tidurnya seperti takut terlihat dari luar. Sham menunggu sesaat dengan penuh ketegangan.Setelah dirasa cukup, Shampun bangkit perlahan dan mendekat ke pintu kamar tidurnya. Dicuba memeriksa celah pintu, ternyata tak ada celah, walau tak tertutup sampai penuh. Didekatkannya telinganya untuk mencuba mendengarkan suara dari dalam. Hening, tak ada suara. Sham diam sejenak, lalu dengan gerakan yang sangat hati-hati, sofa kecil yang ada di dekat pintu kamar tidurnya dia angkat dan diletakkan di depan pintuDengan gerakan perlahan dan hati-hati, Sham menaiki sofa itu dengan perasaan tegang. Perlahan di angkat wajahnya sampai dapat melihat ke dalam kamar tidurnya melalui celah ventilasi pintu kamar tidurnya. Dan terlihat, Nisa sudah kembali telungkup melanjutkan urutannya. Posisi rebahan Nisa cukup tepat agak menyamping dengan kaki ke tepi luar tempat tidurnya. Lampu kamarpun tidak dimatikan, semua seperti biasanya.Dan kembali seperti minggu lalu, Sham menyaksikan istrinya itu tengah menikmati urutan Pak Man. Bahkan kini…ya…kini, dengan jelas Sham dapat melihat gerakan jari tangan Pak Man sudah lebih jauh lagi dibandingkan minggu sebelumnya. Dan kali ini, dikala dirinya tak ikut hadir di kamar itu, gerakan Pak Man tak terlihat lagi seperti tengah mengurut seperti sebelumnya, namun…lebih tepat dikatakan…membelai. Ya, lelaki pengurut itu kini dengan jelas bukan lagi sedang mengurut melainkan…sedang membelai-belai. Membelai-belai belakang Nisa yang terbuka. Belaian yang lalu mengarah ke bagian depan tubuh istrinya itu. Dan Nisa…tak menolaknya, bahkan terlihat jelas…menerimanya.Dengan perasaan tegang sekaligus…gairah, Sham dapat melihat gerakan jari-jari tangan lelaki pengurut itu semakin berani mengarah ke depan menuju gundukan kedua buah dada Nisa. Sementara Nisa sendiri memang…menikmatinya. Bahkan dalam satu gerakan…Nisa mengangkat sedikit badannya, memberi ruang bagi Pak Man. Jelas dan sangat nyata terlihat oleh Sham, kalau istrinya itu semakin mengangkat dadanya hingga….tergantung. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Pak Man. Dengan pasti lelaki pengurut itu bergerak maju dan….“Mmmmhhh” terdengar suara rintihan Nisa saat tangan Pak Man akhirnya… untuk pertama kalinya menyentuh buah dadanya. Bukan hanya menyentuh, bahkan… menggenggamnya !Sungguh suatu perasaan yang sulit dilukiskan yang dirasakan oleh Sham saat ini. Perasaan aneh sekaligus sangat membangkitkan hasrat birahi menyaksikan untuk pertama kalinya Nisa istrinya berada dalam rengkuhan lelaki lain. Dan Sham semakin tenggelam dalam seluruh perasaannya, manakala menyaksikan Nisa istrinya sangat menikmati hal itu. Rintihan Nisa walau berusaha disembunyikan, terdengar jelas oleh Sham. Bahkan kini, Nisa terlihat menggelinjang dalam dekapan Pak Man.Nisa sendiri sudah semakin tenggelam dalam buaian rasa nikmat. Nikmat dan sensasi yang menggila. Seluruh tubuhnya terasa menggigil merasakan gelitikan dan pilinan jari tangan lelaki pengurutnya itu di kedua putting buah dadanya yang sudah mengeras. Nisa hanya bisa memejamkan kedua matanya sambil berusaha menahan rintihannya merasakan permainan jari-jari tangan lelaki asing di kedua buah dadanya itu. Terasa sangat berbeda, asing dan penuh misteri namun sangat nikmat. Belaian, reAbangan, gelitikan dan pilinan jari tangan Pak Man benar-benar melambungkan sukmanya.Walau hanya berlangsung beberapa menit saja, namun tindakan lelaki pengurutnya itu telah mengantarkan Nisa ke puncak gairahnya. Dan tatkala Pak Man mulai bergerak ke bawah, Nisapun….bersiap.Sham menyaksikan, Pak Man mulai menyentuh kedua kaki istrinya. Dari apa yang dilihatnya sesaat tadi, Sham dapat meAbangtikan kalau segala sesuatunya akan berakhir sesuai dengan fantasinya. Dan itu semakin terlihat manakala dengan gerakan pasti, Pak Man mulai mengurut kedua kaki Nisa. Bukan, bukan mengurut, tapi… membelai ! Ya, membelai. Sambil bergerak membelai kedua paha paha mulus Nisa, Pak Man menyingkap kain yang menutupi bagian tengah istrinya itu lebih tinggi lagi. Hal yang tidak dilakukannya saat dirinya hadir di kamar itu. Dan hal itu ternyata…tak ditolak oleh Nisa.Satu dua gerakan, Sham melihat belum sesuatu yang berarti. Namun digerakan berikutnya….Sham menahan napasnya. Terlihat dengan jelas, Pak Man mulai mengarahkan gerakannya ke pangkal paha Nisa. Dari balik kain yang Abangih menutupi sebagian bahis siteleri bongkahan pantat Nisa, Sham dapat menyaksikan gerakan-gerakan tangan lelaki itu dari gelombang-gelombang kain penutup tubuh bagian bawah istrinya itu, dan Sham dapat meAbangtikan kalau Pak Man sudah berhasil menggapai tujuannya…pangkal paha Nisa. Hal itu terlihat juga dari gerakan pinggul Nisa yang terangkat naik. Juga dengan gerakan kedua paha putih mulus Nisa yang merenggang. Ditambah lagi dengan…erangan dan rintihan tertahan istrinya itu.Sham benar-benar memuncak dalam amukan gejolak birahinya, namun dia tetap berusaha bertahan, walau lututnya terasa leAbang. Sementara Nisa sendiri semakin tenggelam semakin dalam. Apa yang dirasakannya minggu lalu, kali ini terasa jauh lebih hebat. Rasa penasaran, tertantang dan ketegangan, justru semakin melipat gandakan kenikmatannya. Dan tatkala kembali dirasakannya jari tangan Pak Man berusaha menyelusup Abanguk ke dalam liang kewanitaannya yang sudah sangat basah itu, Nisapun memberi jalan dengan semakin merenggangkan kakinya.“Mmmhhh…mmmhhh” hanya itu yang dapat dilakukannya merasakan gerakan jari tangan Pak Man yang mulai menyelusup Abanguk ke dalam liang kewanitaannya. Terus Abanguk semakin dalam, mengalirkan rasa nikmat dan sensasi yang sulit dilukiskan. Sementara bagian tonjolan daging yang terletak di luar liang kewanitaannya, terus mendapat stimulasi dan rangsangan yang intens dari jari-jari tangan lelaki itu. Nisa sampai meregang manakala lelaki itu dengan lihainya mengkobinasikan gerakan jari tangannya baik yang berada di luar maupun yang berada di dalam rongga kewanitaannya. Pinggul bulatnya semakin terangkat naik dan mulai memberikan respon gerakan.Nisa hanya bisa merintih dan mengerang pelan, merasakan semua sensasi, ketegangan dan kenikmatannya. Terasa sangat lihai sekali Pak Man menggerak-gerakkan jari tangannya membuat Nisa tanpa sadar sudah mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi hingga kini posisinya menungging dengan dada dan kepala rebah.Gerakan itu terus berlanjut sampai akhirnya….Nisa merasakan kalau lelaki itu ingin melepas penghalang satu-satunya yang menggangu segala gerakannya. Dan Nisa menyilahkan lelaki itu…menarik celana dalamnya. Nisa memberi jalan sampai akhirnya…terlepaslah celana dalamnya dan entah tercampak di mana. Nisa semakin tak kuasa mengendalikan dirinya, sementara Shampun semakin memuncak menyaksikan semua ini. Apalagi saat Pak Manpun menyingkirkan kain penutup bagian bawah tubuh Nisa tanpa ditolak oleh Nisa, maka kini terbukalah seluruh tubuh indah istrinya itu. Nisa telungkup menungging dalam keadaan polos tanpa penutup sedikitpun, dan Nisa…menerima !Nisa sendiri, anehnya tak lagi merasa canggung dan malu demi menyadari dirinya kini sudah polos tanpa penutup tubuh sama sekali. Apalagi, saat ini dalam posisinya dan dalam posisi lelaki pengurutnya itu, Nisa dapat meAbangtikan kalau bagian organ kewanitaannya pasti tengah terpampang bebas dan jelas di hadapan lelaki itu. Namun Nisa sudah tak perduli lagi dan apalagi malu. Justru dirinya kini sangat bergairah dan semakin bergairah justru saat menyadari akan kepolosan tubuhnya ini dan tengah ditonton lelaki itu.Kembali Pak Man melakukan kerjanya. Jari tangannya sesaat mengusap permukaan vagina Nisa yang kini terpampang jelas. Nampak kemerahan dengan bibir kemaluan yang sudah terbuka.Dengan jelas sekali, Sham menyaksikan lelaki pengurut itu kembali meAbangukkan jari tangannya ke dalam lubang vagina istrinya. Tidak hanya satu, tapi….dua. Tidak….bukan dua, tapi…tiga. Oh ternyata…empat ! Gila ! Nisa sampai mengerang dan meliukkan pinggul bulatnya merasakan tusukan empat jari tangan lelaki pengurutnya itu. Dari belakang, Sham dapat menyaksikan kalau lubang kemaluan istrinya itu sampai meregang penuh untuk dapat menampung keempat jari tangan lelaki pengurutnya itu. Dan tatkala Pak Man mulai bekerja, terdengar suara kemerocok dari vagina istrinya pertanda kalau Nisa benar-benar berada dalam puncak gairahnya.Nisa sendiri benar-benar tak kuasa lagi menahan seluruh perasaannya. Tindakan nakal lelaki itu yang membenamkan keempat jari tangannya ke dalam liang vaginanya, justru terasa sangat nikmat. Nikmat kerana terasa penuh dan meregang habis. Dan lebih nikmat lagi saat keempat jari tangan lelaki itu bergerak liar di dalam lubang kemaluannya. Nisa hanya bisa merintih tertahan sambil meliuk-liukkan pinggulnya tanpa sadar.Dan selanjutnya, apa yang disaksikan oleh Sham benar-benar membuat jantungnya seakan hendak berhenti. Pak Man tak hanya mengorek-ngorek lubang vagina istrinya itu akan tetapi kini….lelaki itu mendekatkan wajahnya ke selangkangan Nisa dan akhirnya…mencium selangkangan istrinya itu. Bukan cuma mencium, tapi…menjilati dan mengulum vagina Nisa ! Uuukhh….Sham benar-benar tak kuat lagi rasanya.Bahkan akhirnya, Pak Man tak hanya menggarap selangkangan Nisa, tapi juga buah dada istrinya yang tergantung bebas. Sham benar-benar hampir tak kuat menyaksikan istrinya digarap oleh lelaki pengurutnya itu. Sementara Nisa sendiri justru sebaliknya, dia semakin tenggelam dalam sejuta kenikmatan merasakan apa yang dilakukan lelaki itu. Sementara buah dadanya direAbang dan dipilin-pilin putingnya, jilatan, gelitikan lidah, hisapan dan gigitan-gigitan kecil dirasakannya di clitorisnya. Ditambah lagi dengan kocokan keempat jari tangan lelaki pengurutnya itu di liang kewanitaannya membuat Nisa memuncak. Dia…ingin segera diselesaikan !Pak Man nampaknya lelaki yang sangat berpengalaman. Tanpa meminta, lelaki itu tahu kapan si wanita menginginkan penyelesaian. Dengan cepat lelaki itu melepaskan garapannya di tubuh polos Nisa, lalu dengan cepat juga dia melucuti pakaiannya sendiri hingga sama-sama…bugil ! Sham tercekat menyaksikan semua itu. Lututnya gemetar. Terlihat kini di dalam kamar tidurnya, istrinya bersama dengan lelaki selain dirinya dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Shampun menyaksikan batang kemaluan lelaki pasangan bercumbu istrinya itu sudah menegang penuh, dengan tonjolan urat-urat besar di sekeliling batangnya. Ukuran batang kemaluannya tak jauh berbeda dengan ukuran batang kemaluan miliknya. Hanya diameternya yang lebih besar, sekitar 5 cm-an sedang miliknya, 4 sampai 4,5 cm-an.Sham semakin terpaku saat menyaksikan istrinya membalikkan badan. Kini posisi Nisa telentang menghadap ke lelaki itu. Terlihat Nisa memandang dengan penuh gairah batang kemaluan lelaki itu. Batang kemaluan lelaki lain pertama yang dilihatnya, membuat Nisa terlihat sangat bergairah.Penantian berjalan dengan cepat. Sham menyaksikan Pak Man langsung bersiap diantara kedua paha mulus istrinya itu, sementara Nisa bersiap menerima Abangukan pertama dari lelaki asing dengan tak sabar. Kedua kaki mulus istrinya itu sudah membuka memberi jalan pada lelaki itu. Kedua lututnya menekuk ke atas sambil mengangkang penuh. Nisa nampaknya sudah demikian menggebunya hingga tak perduli lagi kalau dihadapannya adalah lelaki lain. Bahkan saat lelaki itu menyempatkan memandangi selangkangannya yang berbulu halus dan tidak terlalu lebat itu, Nisapun tak keberatan atau merasa malu.“Ssshh…uuuukkkhhh” erangan Nisa tak mampu ditahannya. Dengan jelas Sham menyaksikan batang kemaluan lelaki itu mulai membenam Abanguk ke dalam lubang kemaluan istrinya. Sementara Nisa sendiri, merasakan sensasi dan kenikmatan tersendiri menerima Abangukan pertama dari lelaki lain. Nisa merasakan liang kewanitaannya terasa penuh dan terganjal, namun sangat nikmat. Perlahan sekali Pak Man membenamkan batang kemaluannya. Perlahan pula Nisa merasakan kenikmatan yang semakin kuat seiring semakin dalamnya batang kemaluan lelaki itu meAbanguki liang kewanitaannya sampai akhirnya…“Akh” pekikan kecil Nisa mengiringi selesainya benaman batang kemaluan Pak Man, yang habis membenam seluruhnya ke dalam lubang vaginanya. Pak Man menekan lebih kuat, sementara Nisa menarik wajahnya ke belakang merasakan tusukan ujung batang kemaluan lelaki itu di dasar lubang kemaluannya. Nisa merasakan tekanan yang kuat di dalam lubang kewanitaannya, menghadirkan tekanan kenikmatan yang kuat pula.Untuk beberapa saat lamanya Pak Man diam sambil tetap menekan, sementara Nisapun tetap menarik kepalanya ke belakang. Sambil menekan, Pak Man tak menyia-nyiakan kedua gundukan buah dada Nisa dan mereAbangnya dengan sedikit kuat. Di balik kisi-kisi lubang ventilasi pintu kamar, Sham hanya bisa terpaku. Berkecamuk perasaannya, namun tak ada niatan untuk menghentikan semua itu. Sham justru merasa sangat terangsang melihat istrinya tengah bersenggama dengan lelaki pengurutnya itu. Sham tak lagi memikirkan, apakah dirinya normal ? Yang ada saat ini adalah sensasi yang luar biasa menyaksikan Nisa tengah meregang kenikmatan. Seakan Abangih tak percaya, kalau Nisa istrinya itu benar-benar melakukan hal itu. Benar-benar memberikan kesempatan kepada lelaki lain untuk menikmati tubuh polosnya, terAbanguk sampai menerima Abangukan batang kemaluan lelaki itu ke dalam lubang kemaluannya. Lubang kemaluannya yang selama ini hanya dirinya yang mengisi, namun kini untuk pertama kalinya istrinya itu menerima Abangukan lelaki lain, dan Nisa nampaknya sangat menikmatinya.“Sssshhh” erangan Nisa mulai terdengar lagi saat Pak Man mulai bergerak mundur. Kedua bola mata Nisa terpejam rapat. Bibirnya terbuka sebagian. Dari raut wajahnya terlihat kalau Nisa istrinya memang sangat menikmati hubungan seks pertamanya dengan lelaki lain itu. Sham mengamati bagaimana batang kemaluan Pak Man mulai bergerak maju mundur keluar Abanguk ke dalam lubang kemaluan istrinya. Batang kemaluan itu terlihat mengkilat dibasahi oleh cairan peluAbang lubang kemaluan Nisa.“Ssshhh….mmmmhhhh” hanya itu yang keluar dari celah bibir Nisa, mengiringi pergerakan batang kemaluan Pak Man, si lelaki pengurut itu. Dari ekspresi wajah Nisa terlihat kalau istrinya itu memang tengah merasakan kenikmatan.Nisa sendiri, dalam buaian kenikmatannya dan dalam selubung gairahnya, merasa heran, kenapa rasanya persenggamaannya kali ini nikmat sekali. Pergesekan dinding liang kewanitaannya dengan batang kemaluan lelaki itu terasa kuat dan nikmat sekali, padahal ukurannya tidak banyak berbeda dengan batang kemaluan suaminya sendiri. Apakah güvenilir bahis semua ini kerana pengaruh keasingan dari lelaki yang tengah bersamanya itu ? Sosok lelaki asing yang memberi nuansa dan sensasi yang berbeda ? Penuh misteri namun penuh daya tantang yang kuat.Abangih sempat juga terpikir olehnya, apakah yang dilakukannya ini benar ? Sebagai seorang wanita yang bersuami, dirinya melakukannya dengan lelaki lain ? Di rumahnya sendiri ? Disaat suaminya lengah ? Apa ini lazimNamun ternyata sesuatu yang tidak lazim itu sangat luar biasa. Curi-curi kesempatan seperti ini juga terasa sangat excited. Adrenalinnya terpacu tinggi, menghadirkan ketegangan dan sensasi yang luar biasa. Dan akhirnya, rasa nikmatnyapun terasa sangat hebat. Nisa tak kuasa lagi menolak segalanya. Nisa sudah tenggelam dalam gulungan ombak kenikmatan birahi yang hebat. Setiap pergerakan lelaki itu, terasa sangat kuat dan nikmat sekali, hingga tanpa sadar pinggulnya bergerak mengimbangi gerakan lelaki itu. Nisa hanya bisa pasrah pada “serangan” lelaki itu yang mendatangkan rasa nikmat yang luar biasa. Nisa hanya bisa merintih dan mengerang, walau sekuat tenaga dirinya berusaha menahan suaranya agar tak membangunkan suaminya. Nisa tak ingin semua yang dirasakannya ini berakhir tanpa penyelesaian.“Mmmhhh…mmmhh…” erangan kecilnya terus meluncur mengiringi pergerakan Pak Man yang semakin cepat menusuk-nusukkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaannya. Pinggul bulat Nisa berputar-putar tanpa sadar. Aliran kenikmatan terus memburunya dan tekanan dalam dirinyapun mulai terasa. Nisa semakin tak kuasa menahan segalanya dan membiarkan lelaki itu melakukan apapun yang diinginkannya. Bahkan kedua gundukan buah dadanyapun dibiarkannya berkali-kali direAbangi jari-jari tangan lelaki itu. Nisa…pasrah.Tekanan dalam dirinya dengan cepat bergerak naik. Jalan napasnya semakin memburu, sementara gerakan Pak Man semakin cepat dan kuat. Tusukan lelaki itu terasa sangat dalam. Kenikmatan yang dirasakannya terus mengalir seakan tanpa henti. Nisa benar-benar tak berdaya dibuatnya, sampai akhirnya….“Mmmhh..!” pekiknya ditahan. Kedua betisnya langsung menyergap pinggang lelaki itu dan memitingnya kuat-kuat. Nisa….meledak hebat. Tubuh polosnya melengkung, mengejang dan menggeletar kuat. Kepalanya tertarik jauh ke belakang. Wajahnya mengekspresikan sesuatu yang amat sangat yang tengah dirasakannya. Urat-urat lehernya hingga muncul. Nisa…sangat kenikmatan.Sham benar-benar merasa takjub sekaligus tak percaya menyaksikan semua ini. Dihadapannya, dengan jelas melihat istrinya tengah memacu birahi dengan lelaki lain. Dengan jelas terlihat, istrinya amat sangat menikmati apa yang dilakukannya. Sham benar-benar terpaku.Setelah beberapa saat Nisa meregang, perlahan terlihat istrinya itu mulai mengendurkan jepitan kedua betisnya di pinggang lelaki pengurutnya itu seakan sebuah isyarat kalau Nisa siap melanjutkan. Dan hal itu segera direspon oleh si lelaki.Pak Man meraih kedua betis indah Nisa dan mengangkatnya hingga kedua kaki jenjangnya itu lurus terangkat naik. Sambil kedua tangannya memegangi betis Nisa, Pak Manpun melanjutkan kembali gerakannya dan Nisapun…kembali menikmatinya.Sham terus memandangi bagaimana batang kemaluan lelaki itu keluar Abanguk ke dalam lubang kemaluan istrinya. Sementara Nisa terlihat sangat menikmatinya. Rintihan dan erangannya kembali terdengar. Kedua bola matanya Abangih terpejam rapat dan bibirnya setengah terbuka. Berkali-kali, kedua alis Nisa melengkung seakan hendak bertaut. Sesekali wajahnya tertarik ke belakang, terutama saat si lelaki menusuk dalam.Kini lelaki itu mendorong kedua kaki Nisa dengan kedua bahunya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan. Posisi kedua kaki Nisa condong ke arah tubuhnya. Lututnya mendekati kedua gundukan buah dadanya yang terguncang-guncang indah akibat pergerakan si lelaki. Posisi ini memberikan tusukan dan tekanan yang makin kuat. Hal itu terlihat jelas dari ekspresi wajah istrinya itu yang makin ekspresif menandakan kenikmatan yang dirasakannya semakin tinggi.Dalam tempo beberapa menit saja, lelaki itu sudah menghujami Nisa dengan kecepatan dan kekuatan yang tinggi. Nisapun terlihat semakin tenggelam dalam buaian kenikmatan birahinya sampai akhirnya Nisapun kembali menggapai puncak kenikmatan birahinya. Namun kali ini, Sham melihat, Pak Man tak memberi kesempatan pada istrinya itu untuk menikmati dahulu klimaksnya. Lelaki itu terus melanjutkan gerakannya yang cepat dan kuat hingga terlihat Nisapun seperti megap-megap menahan semua yang dirasakannya. Sham sempat geAbang juga dengan lelaki itu, namun baik dirinya maupun Nisa istrinya, tak memiliki daya dan kesempatan, atau memang tak ingin melakukan pencegahan itu kalau tak ingin semua yang tengah berlangsung itu berakhir lebih cepat.Sham tak ingin mengakhiri ketegangan, sensasi dan keasikannya menyaksikan pergumulan istrinya dengan lelaki itu, sementara Nisa sendiri tak ingin segera mengakhiri ketegangan dan kenikmatannya. Demikian juga halnya dengan Pak Man, lelaki pengurut itu tak ingin segera berhenti menikmati tubuh wanita yang demikian indah dan nikmatnya itu. Klop sudah. Ketiganya tak ingin buru-buru menghentikan semua itu.“Ganti posisi bu, nungging” terdengar suara Pak Man. Sham tercekat mendengarnya. Walau pelan, namun Sham dapat menangkap ucapan lelaki pengurut pasangan bercumbu istrinya itu. Dan Sham lebih kaget lagi saat melihat Nisa istrinya itu… menerima permintaan Pak Man !Sesaat setelah Pak Man mencabut batang kemaluannya dari dalam lubang kemaluan Nisa, Sham melihat istrinya itu langsung merubah posisi tubuhnya. Membalikkan badan dan langsung….nungging ! Akh gila ! Nisa sudah benar-benar… gila ! maki dirinya sendiri tak percaya. Namun Sham kembali hanya bisa terpaku di tempatnya. Lututnya terasa sudah semakin leAbang, namun dia tetap berusaha untuk berdiri di tempatnya.Dengan jelas Sham melihat, lelaki itu kembali bersiap membenamkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Nisa. Kali ini dari arah belakang.“Sssshhh…mmmhhh” erangan Nisa kembali terdengar saat lelaki itu dengan perlahan membenamkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluannya. Tanpa kesulitan, Sham melihat batang kemaluan Pak Man terus bergerak Abanguk ke dalam lubang kemaluan istrinya sampai habis seluruhnya membenam. Lalu sambil memegangi, atau…mereAbang-reAbang bongkahan pantat indah istrinya itu, Pak Man kembali bekerja, menghujam-hujamkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Nisa.Dalam tempo singkat, terlihat Pak Man sudah demikian cepatnya bergerak. Hal ini membuat Nisa semakin kenikmatan. Sesekali lelaki itu menjulurkan tangannya menggapai buah dada Nisa yang tergantung bebas, untuk kemudian mereAbangnya. Sesekali juga lelaki itu membelai-belai belakang mulus istrinya itu. Sham benar-benar tak berdaya menghentikan semua tindakan lelaki itu.Gerakan maju mundur Pak Man sudah cukup cepat dan kuat, namun dengan kelihaiannya, gerakan itu tak sampai menimbulkan suara tepukan yang keras. Lelaki itu menyadari kalau tak hati-hati akan membuat kegaduhan. Diam-diam Sham sangat takjub dengan kemampuan pengendalian diri, baik si lelaki maupun Nisa istrinya. Kalau saja dirinya tak menyaksikan langsung dan menonton langsung dari celah-celah kisi-kisi ventilasi pintu kamar tidurnya, tentu dirinya tak akan tahu kalau istrinya dan lelaki itu tengah melakukan persenggamaan.Sham terus mengamati seluruh gerakan dari pasangan bercumbu di dalam kamar tidurnya itu. Mengamati bagaimana bernapsunya si lelaki menyetubuhi istrinya, dan juga mengamati bagaimana reaksi dan ekspresi istrinya yang demikian menikmati pergumulan pertamanya dengan lelaki lain selain dirinya itu sampai akhirnya terlihat istrinya kembali meregang mendapatkan puncak kenikmatan birahinya. Kali ini si lelaki memberi kesempatan pada Nisa untuk menyelesaikan dulu apa yang baru didapatkannya itu. Sambil menekan kuat-kuat pinggulnya, lelaki itu mereAbangi kedua bongkahan pantat Nisa.Untuk beberapa saat, Sham melihat tubuh polos istrinya yang Abangih menungging itu, mengejang hebat. Sesekali terlihat sentakan-sentakan kuat pada tubuh bugil istrinya itu yang nampak mulai dibasahi oleh keringat. Keadaan itu berlangsung beberapa saat lamanya sampai akhirnya perlahan istrinya menjatuhkan tubuh polosnya itu ke depan hingga tertelungkup diikuti si lelaki yang tak ingin batang kemaluannya terlepas dari dalam lubang kemaluan Nisa.Kini dalam posisi telungkup, Nisa kembali menerima hujaman dari si lelaki pengurutnya. Sambil setengah menindih tubuh bugil Nisa, lelaki itu terus bergerak dan Nisapun kembali terdengar merintih-rintih kenikmatan. Dengan cepat lelaki itu meningkatkan gerakannya, sambil terus menikmati sekujur tubuh polos Nisa. Sesekali lelaki itu membelai-belai gundukan buah dada Nisa yang tertindih tubuhnya sendiri.Akhirnya pergumulan mereka berakhir dalam posisi itu. Si lelaki menumpahkan cairan kenikmatannya diatas bongkahan pantat indah Nisa, lalu keduanya lekas berpakaian kembali. Shampun dengan cepat namun hati-hati, langsung turun. Lututnya terasa sangat leAbang, hampir saja dia terjatuh.Setelah menempatkan kursi sofa kecil itu ditempatnya kembali, Sham pun kembali rebahan di sofa dan berpura-pura tertidur pulas. Dengan susah payah dirinya cuba mengendalikan diri, terutama pada bagian selangkangannya yang sulit untuk diredakan.Sampai akhirnya, dari celah matanya yang terbuka sedikit, Sham melihat lelaki pengurut itu keluar dari kamar tidurnya di temani Nisa istrinya yang hanya menutupi tubuhnya dengan sehelai kain yang tadi digunakannya.“Abang…” ujar lelaki pengurut sambil memandang ke arahnya.“Biar, nanti saya sampaikan. Suami saya kalau sudah pulas, susah dibangunkan” ujar Nisa sambil tertunduk, agaknya rasa malunya telah kembali. Malu kerana baru saja dirinya melakukan sesuatu dengan lelaki itu yang selama ini hanya dilakukannya bersama dirinya, suaminya.Lelaki itupun langsung pamit dan beranjak pergi. Nisa langsung melangkah ke arah dirinya, Shampun memejamkan matanya rapat-rapat dan berpura-pura pulas.“Abang…Abang…” istrinya cuba membangunkannya. Apakah memang bermaksud membangunkannya, ataukah sekedar meAbangtikan kalau dirinya Abangih pulas tertidur. Dan Sham memutuskan untuk tetap berpura-pura tertidur. Nisa segera beranjak pergi dan kembali ke dalam kamar tidurnya. Kamar tidur yang baru saja digunakannya untuk memacu kenikmatan birahi bersama lelaki itu.

Ben Esra telefonda seni boşaltmamı ister misin?
Telefon Numaram: 00237 8000 92 32

Bir yanıt yazın

E-posta adresiniz yayınlanmayacak. Gerekli alanlar * ile işaretlenmişlerdir

izmir escort izmir escort izmir escort hurilerim.com şişli escort bakırköy escort kocaeli escort kocaeli escort escort keçiören escort rus escort bahçelievler escort ensest hikayeler gaziantep escort erotik film izle escort ankara şişli escort mecidiyeköy escort sincan escort bahçeşehir escort gaziantep escort taksim escort bursa escort bayan görükle escort bursa escort bursa merkez escort bayan mersin escort otele gelen escort Ankara escort bayan Ankara Escort Ankara Escort Rus Escort Eryaman Escort Etlik Escort Sincan Escort Çankaya Escort Antalya escort kuşadası escort bayan eryaman escort demetevler escort Escort etlik escort görükle escort beylikdüzü escort escort escort escort travestileri travestileri Bahis siteleri porno porno erzincan escort erzurum escort eskişehir escort giresun escort gümüşhane escort hakkari escort hatay escort ığdır escort ısparta escort istanbul escort bursa escort bursa escort bursa escort bursa escort xnxx Porno 64 alt yazılı porno bursa sınırsız escort bursa escort bayan porno izle bursa escort görükle escort antalya escort Anadolu Yakası Escort Kartal escort Kurtköy escort Maltepe escort Pendik escort Kartal escort şişli escort istanbul travesti istanbul travesti istanbul travesti ankara travesti Moda Melanj